DANIAL
TA-PSD KOLTIM
Sehari sebelum puncak Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940 atau 17 Maret 2018, maka ratusan warga dari Desa Lamoare Kecamatan Loea menggelar Pawai Ogo-Ogo di sepanjang ruas Ibukota Kabupaten Kolaka Timur Sulawesi Tenggara.
Semarak Pawai Ogo-Ogo di tengah mayoritas pemeluk Agama Islam, dan agama lain, menujukkan suatu kehidupan yang harminis dan damai di eks wilayah Kabupaten Kolaka ini.
Bukan hanya bagi warga pemeluk Agama Hindu yang ada di Koltim yang merayakan Pawai Ogo-Ogo, tetapi juga masyarakat sekitar, utamanya warga di sepanjang rute pawai, juga turut menyaksikan ritual tahunan tersebut.
Salah seorang rekan Kadet Doni yang sehari-harinya sebagagai Tenaga Ahli Pendamping Desa P3MD Kemendes PDTT-RI Kab.Kolaka Timur mengungkapkan bahwa kehidupan beragama di wilayanya berjalan sangat harmoni selama sekian puluh tahun yang lampau.
"Kami saling menghargai, kami diayomi juga oleh pemeluk agama lain, dan berjalan kerukunan antarpemuluk agama," ungkapnya sehari sebelum hari puncak Nyepi.
Kesan keharmonisan itu terlihat minimnya aktivitas penjagaan oleh pihak keamaan. Semuanya berjalan damai dalam sunyi. (*)
TA-PSD KOLTIM
Sehari sebelum puncak Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940 atau 17 Maret 2018, maka ratusan warga dari Desa Lamoare Kecamatan Loea menggelar Pawai Ogo-Ogo di sepanjang ruas Ibukota Kabupaten Kolaka Timur Sulawesi Tenggara.
Semarak Pawai Ogo-Ogo di tengah mayoritas pemeluk Agama Islam, dan agama lain, menujukkan suatu kehidupan yang harminis dan damai di eks wilayah Kabupaten Kolaka ini.
Bukan hanya bagi warga pemeluk Agama Hindu yang ada di Koltim yang merayakan Pawai Ogo-Ogo, tetapi juga masyarakat sekitar, utamanya warga di sepanjang rute pawai, juga turut menyaksikan ritual tahunan tersebut.
Salah seorang rekan Kadet Doni yang sehari-harinya sebagagai Tenaga Ahli Pendamping Desa P3MD Kemendes PDTT-RI Kab.Kolaka Timur mengungkapkan bahwa kehidupan beragama di wilayanya berjalan sangat harmoni selama sekian puluh tahun yang lampau.
"Kami saling menghargai, kami diayomi juga oleh pemeluk agama lain, dan berjalan kerukunan antarpemuluk agama," ungkapnya sehari sebelum hari puncak Nyepi.
Kesan keharmonisan itu terlihat minimnya aktivitas penjagaan oleh pihak keamaan. Semuanya berjalan damai dalam sunyi. (*)