ProFiles

ProFiles

Sabtu, 17 Maret 2018

PAWAI OGO-OGO SAMBUT NYEPI

DANIAL
TA-PSD KOLTIM 


Sehari sebelum puncak Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940 atau 17 Maret 2018, maka ratusan warga dari Desa Lamoare Kecamatan Loea menggelar Pawai Ogo-Ogo di sepanjang ruas Ibukota Kabupaten Kolaka Timur Sulawesi Tenggara.

Semarak Pawai Ogo-Ogo di tengah mayoritas pemeluk Agama Islam, dan agama lain, menujukkan suatu kehidupan yang harminis dan damai di eks wilayah Kabupaten Kolaka ini.

Bukan hanya bagi warga pemeluk Agama Hindu yang ada di Koltim yang merayakan Pawai Ogo-Ogo, tetapi juga masyarakat sekitar, utamanya warga di sepanjang rute pawai, juga turut menyaksikan ritual tahunan tersebut.

Salah seorang rekan Kadet Doni yang sehari-harinya sebagagai Tenaga Ahli Pendamping Desa P3MD Kemendes PDTT-RI Kab.Kolaka Timur mengungkapkan bahwa kehidupan beragama di wilayanya berjalan sangat harmoni selama sekian puluh tahun yang lampau.

"Kami saling menghargai, kami diayomi juga oleh pemeluk agama lain, dan berjalan kerukunan antarpemuluk agama," ungkapnya sehari sebelum hari puncak Nyepi.

Kesan keharmonisan itu terlihat minimnya aktivitas penjagaan oleh pihak keamaan. Semuanya berjalan damai dalam sunyi. (*)


Senin, 12 Maret 2018

KUNJUNGI RUMAH KAKI SERIBU

Sailan Newi
TA-TTG BUTON

Komunitas Adat Baju Desa Talaga Baru, Kec.Lasalimu sudah rasakan manfaat DD.

Masyarakat suku Bajo tersebar diseluruh pelosok dunia, Umumnya Wilayah pesisir Indonesia khususnya Sulawesi Tenggara dikabupaten Buton Kecamatan Lasalimu Desa Talaga Baru.

Masyarakat suku Bajo pada umumnya mendiami wilayah pesisir dengan tempat tinggal dipesisir laut dikenal dengan rumah kaki seribu diatas laut. Mereka hidup dengan memanfaatkan sumberdaya laut dan pesisir dengan mata pencaharian sebagai nelayan.

Dengan keterbatasan sarana prasarana nelayan yang mereka miliki menyebabkan pendapat mereka juga lebih kecil.

Kehadiran Dana Desa dalam kehidupan masyarakat suku Bajo, menjadi solusi permasalahan yang ada, dengan dana desa warga masyarakat suku Bajo dapat menikmati perbaikan infrastruktur lokasi pemukiman diatas laut seperti Pembangunan Jembatan yang menghubungkan rumah warga dilaut dengan daratan.

Juga dengan Dana Desa masyarakat nelayan dapat memiliki sarana prasarana Alat tangkap yang lebih maju seperti perahu motor dan alat tangkap ikan seperti Jaring, tali pancing, Bubu ikan dan sebagainya yang ramah lingkungan.                         

Solusi
  1. Pengadaan sarana prasarana nelayan melalui Dana Desa 
  2. Regulasi terkait larangan terhadap penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti Bom, Potassium, Pukat Harimau dan sebagainya.
  3. Nelayan harus menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan seperti pancing, jaring, bubu dan sebagainya.
  4. Pelatihan Pengelolaan wilayah pesisir dan laut.
  5. Usaha budidaya Keramba.


Manfaat
Dana Desa sangat bermanfaat bagi peningkatan taraf hidup masyarakat suku Bajo.dikecamatan Lasalimu kabupaten Buton terutama sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan sarana prasarana nelayan dan infrastruktur warga suku Bajo Buton.

Perluasan Pembelajaran
Masyarakat suku Bajo Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton dengan penuh keterbatasannya dalam mengelola Sumberdaya Laut dan Pesisir, dengan keberadaan Dana Desa maka sangat membantu kehidupan mereka dalam upaya peningkatan kuantitas dan kualitas hidupnya.

Pesisir dan laut merupakan sumber biota laut diantaranya ikan, akan tetapi  kalau lautnya terus dieksploitasi dan dimanfaatkan secara terus menerus dengan alat tangkap  yang tidak ramah lingkungan maka ketersediaan ikan pun akan semakin berkurang.

Oleh karena itu pengetahuan tentang pengelolaaan pesisir dan laut secara baik menjadi sangat penting dimiliki oleh masyarakat nelayan Bajo. Kelompok nelayan  Bajo mesti dilatih bagaimana budidaya keramba  ikan sunu, kurapu, lobster, teripang dan biota laut lainnya melalui penyertaan modal Dana Desa secara berkesinambungan, Selain itu perlu ada intervensi dari Dinas Kelautan dan Perikanan terhadap peningkatan usaha kelompok nelayan Masyarakat Bajo termasuk pemasaran hasil tangkapannya.



Rekomendasi

  1. Pengadaan Sarana Prasarana Nelayan Bajo melalui Dana Desa.
  2. Ada Regulasi terkait pengelolaan peisir dan laut;
  3. Nelayan Tangkap harus menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan;
  4. Kelompok nelayan Bajo hendaknya mengembangkan usaha budidaya keramba;
  5. Pelatihan tentang pengelolaan pesisir dan laut;
  6. Adanya intervensi Dinas terkait. 


Sabtu, 10 Maret 2018

3 RIBU HA UNTUK PRUDES JAGUNG

Sultan Darampa
TAPP MIS-PID P3MD SULTRA

foto : Anna Wa Ode Ratna / PDP di Buton Tengah  

Dalam meningkatkan dan mengoptimalisasi produk unggulan desa (Prudes) berupa tanaman jagung, maka masyarakat dari berbagai desa dibantu masing-masing pemerintah desa, dan pemerintah setempat, menargetkan akan menanam jagun pada hamparan 3.000 hektar.

Hamparan ini dalam status hutan perdu APL (areal penggunaan lain) yang dapat dikelola langsung oleh masyarakat. Utamanya di Desa Tanailandu dan Desa Polindu dan sekitarnya, Kecamatan Mawasangka.

Bupati Buton Tengah, H.Samahuddin yang kemudian turun ke lapangan setelah diundang oleh petani untuk melihat langsung potensi jagung dan areal pengembangannya berjanji untuk mendorong desa dan warga dalam perluasan tanaman tersebut.
Bupati Buteng bersama petani jagung. foto : fauzi/butonpos

Hadir yang mendampingi bupati, yakni Sekab La Ode Hasimin dan anggota DPRD Kadir Teme, Camat Mawasangka Erika Anzarsari, Danramil Mawasangka Kapten Inf Didy Arman, Kapolsek Mawasangka Iptu Panawi, bersama para Kepala SKPD, menghadiri undangan pesta panen di kediaman Kepala Desa (Kades) Tanailandu.

Selanjutnya rombongan diundang lagi dengan acara yang sama ke perkebunan jagung masyarakat Desa Polindu di kawasan Areal Penggunaan Lain (APL) atau areal bukan kawasan hutan.

Lahan APL yang sudah dibuka dan dimanfaatkan masyarakat Desa Polindu tersebut untuk menanam jagung hibrida baru sekitar 19,5 hektar. Selain itu, Desa Tanailandu, Desa Waburense, dan Desa Kanapa-napa sebagai kawasan basis pertanian juga memanfaatkannya.

"Setelah saya melihat langsung perkebunan jagungnya, rupanya hasilnya cukup bagus. Pemerintah daerah akan memperhatikan petaninya dan mendorong mereka untuk terus mengembangkan tanaman jagung mereka," ungkap Samahuddi seperti yang dikutip dari Buton Pos.

Untuk mendukung pengembangan tanaman jagung ini, kata dia, Pemkab Buteng menyiapkan potensi lahan seluas 3.000 hektar dalam kawasan APL. "Pesta panen hari ini merupakan hasil perdana dari jagung yang mereka sudah tanam," terangnya.

Selain dukungan lahan, bupati juga akan terus membuka akses jalan tani untuk memudahkan para petani memasarkan hasil-hasil pertaniannya. Utamanya kawasan basis pertanian di Kecamatan Mawasangka seperti Desa Tanailandu, Polindu, Waburense, dan Kanapa-napa.

"Saya akan kembangkan dengan baik sektor pertanian dan peternakan di Kabupaten Buteng ini bersama sektor unggulan lainnya seperti Perikanan dan Pariwisata," pungkasnya.(*)

Bupati Buteng bersama Sekda dan aparatnya menikmati jagung rebus 

PKT KAWASAN AGROPOLITAN DITUBAN

kemendesa.go.id

foto : okezone.com

Pemanfaatan dana desa dengan skema padat karya tunai terus dilakukan di pedesaan. Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, memanfaatkan hal tersebut untuk membangun infrastruktur pendukung Kawasan Agropolitan Belimbing.

Berdasarkan hasil musyawarah, masyarakat Desa Tasikmadu mengalokasikan dana desa sebesar Rp 172 juta untuk membangun paving blok tempat parkir taman wisata belimbing dengan total volume 852 m2. Anggaran sebesar Rp 53 juta dari total pembiayaan digunakan untuk membayar upah pekerja. Sebanyak 25-30 pekerja dari warga miskin dan pengangguran terlibat dalam pembangunan tersebut.

“Dengan target pengerjaan selama 30 hari, upah yang diterima para pekerja yakni Rp 75 – Rp 80 ribu. Ini harus dilakukan secara swakelola,” ujar Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD), Taufk Madjid, saat meninjau langsung proyek pembangunan di Desa Tasikmadu, Jumat (9/3).

Selain paving blok, Desa Tasikmadu juga memanfaatkan dana desa dengan skema padat karya tunai untuk pembangunan drainase. Infrastruktur tersebut ditujukan untuk memperlancar drainase di Kawasan wisata. Dengan panjang 190 meter, pembangunan ini menghabiskan biaya sebesar Rp 77 juta. Sebanyak Rp 35 juta dialokasikan untuk upah pekerja dengan jumlah pekerja yang terlibat yakni 20 orang. Upah yang didapatkan untuk tukang yakni Rp 80 ribu dan Rp 75 ribu untuk pekerja.

Taufik menambahkan, pemerintah akan turun langsung ke daerah untuk meninjau pelaksanaan padat karya tunai. Dirinya juga meminta para pendamping desa untuk berkontribusi aktif dalam proses perencanaan padat karya tunai.

"Untuk evaluasi program, kami tiap saat akan dan telah melakukan tinjauan lapangan. Kami juga meminta pendamping desa bersama kepala desa menjaga secara konsisten padat karya tunai ini. Harapannya desa-desa lain mengikuti pola yang sama," sambungnya

Sementara itu, Kepala Desa Tasikmadu, Puji Prajoko mengatakan, dana desa sangat dirasakan manfaatnya sebagai penunjang ekonomi masyarakat. Pasalnya, desa yang kini sedang mengembangkan Kawasan Agropolitan Belimbing menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke desanya. Infrastruktur yang semakin baik pun semakin menarik minat para wisatawan.

"Dengan sarana prasarana yang memadai maka ada kenyamanan pengunjung di area wisata. Sebelumnya jalan bebatuan, kini area parkir jadi nyaman. Terlebih ini juga dikelola oleh BUMDes. Terima kasih dana desa karena hampir seluruh fasilitas umum dengan adanya dana desa bisa terbiayai. Ada peningkiatan ekonomi dan efisiensi pembiayaan," jelasnya.

Kawasan Agropolitan Belimbing Desa Tasikmadu mulai dikembangkan menjadi Kawasan agrowisata sejak tahun 2017 lalu. Setiap satu hektar pada lahan seluas 25 hektar tersebut, ditanami 300 tanaman. Pengelolaan dilakukan oleh kelompok tani yang berjumlah 32 orang.(*)

Jumat, 09 Maret 2018

SEGARKAN WARGA DENGAN VOLLEY DD 2018

Samsul Kaidah
PDP KEC.KOPIALA - KONAWE




Warga Desa Sambaarasi, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, secara swadaya buka lapangan bola voli sederhana ‘ala desa’ yang terletak di tepi jalan poros desa. Lapangan tersebut tepat berada di depan rumah Kepala Desa.

Pada saat ditemui, Kepala Desa Sambaraasi, Anton menuturkan bahwa lapangan tersebut sudah memang ada sejak dulu sebelum ia menjadi Kepala Desa.

Ia menambahkan, tujuan dari dibukanya lapangan bola voli tersebut untuk mengisi kegiatan disore hari serta untuk meningkatkan solidaritas warga desa terutama dari kalangan remaja, pemuda dan ibu-ibu, bahkan tak jarang dari orang-orang tua juga turut bermain voli.

"Tujuan pembuatan ini tidak lain untuk mengisi kegiatan di sore hari, untuk berkumpulnya remaja, kaum muda, ibu-ibu, maupun orang tua, agar solidaritas dan kekompakan tetap terjaga dalam desa,” ujar Anton.

Anton juga menyampaikan, bahwa pendanaan dalam pembukaan lapangan voli yang dilakukan secara gotong royong tersebut berasal dari inisiatif dan swadaya masyarakat sendiri.

"Untuk pendanaan buat beli bola dan net biasanya warga itu patung-patungan. Kalau tiangnya yah kayu hutan yang diambil warga dari dalam hutan,” pungkas Anton.

Kepala Desa Sambaraasi berharap, agar masyarakat desa terutama remaja dan kaum muda selalu meningkatkan rasa kebersamaan dan solidaritas dan bisa menjadi contoh yang baik bagi generasi penerusnya nanti.

"Semoga dengan bermain voli setiap sore hari, solidaritas dan kebersamaan bisa ditingkatkan lagi. Karena secara tidak langsung dengan bermain voli ini menjadi sarana agar semua pihak bisa menjalin hubungan yang lebih baik,” ungkap Anton.

Terkait peran Pemerintah Desa dalam pengembangan olahraga, lebih detail Anton menjelaskan bahwa sekarang inilah saatnya bagi para pemuda untuk kembali mengaktifkan kegiatan olahraga melalui karang taruna.

Dalam APBDesa 2017, Pemerintah Desa juga telah menganggarkan bidang Pembinaan Kemasyarakatan melalui Alokasi Dana Desa (ADD) kurang lebih 30 jutaan yang di dalamnya ada Karang Taruna termasuk lembaga kemasyarakatan lainnya seperti PKK, LPM, Putobu, kesehatan desa, maupun pembinaan keagaamaan.

Sebagai wadah pembinaan, tentu saja karang taruna harus memiliki program-program kegiatan yang jelas, sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada di sekitarnya.

Banyak hal yang bisa dilakukan para pemuda karang taruna untuk menyumbangkan hal-hal besar yang dimulai dari hal-hal yang kecil seperti olahraga.

“Insya Allah di 2018 ini, kami akan coba genjot pengembangan sarana olahraga melalui Dana Desa (DD) yang saat ini masih dalam proses perencanaan. Kita tunggu jadwal verifikasi di Kecamatan atau Kabupaten,” tutup Anton.

Selasa, 06 Maret 2018

MARI BELAJAR BIOGAS DI SEKOLAH LAPANG LAWOILA

La Ode Alani
TA-TTG KONSEL


Desa Lawoila terletak di sebelah selatan Kota Kendari dapat ditempuh dengan perjalan darat selama ±25 Menit melalui Jalan Poros Kendari - Konda – Masagena.
Penduduk Desa Lawoila mayoritas adalah etnis Jawa, sedangkan mata pencaharian penduduk yang dominan adalah di sektor pertanian terutama tanaman pangan.

Desa Lawoila merupakan salah satu desa pemasok Tahu & Tempe ke Kota Kendari sehingga kebutuhan komoditas kedele tiap bulan sangat tinggi. Meskipun desa ini memproduksi Tahu & Tempe tetapi produksi tanaman kedele tidak memadai  sehingga kebutuhan bahan baku kacang kedele di datangkan dari daerah Jawa.   

Wilayah Desa Lawoila merupakan wilayah yang potensial bagi pengembangan komoditas kedele, apalagi didukung oleh produk unggulan yang dicanangkan oleh pemerintah desa pada tahun 2018 disektor pertanian tanaman pangan maka sangat tepat jika kegiatan Dana Desa tahun anggaran 2018 mengalokasikan pengadaan bibit dan budidaya tanaman kedele untuk mendukung Produksi Tahu & Tempe sebagai pendokrak pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 

Solusi
  1. Adapun langkah-langkah strategis yang akan digunakan (intervensi program)  adalah sebagai berikut:
  2. Bantuan Pengadaan bibit unggul tanaman kedele.
  3. Bantuan teknis budi daya tanaman kedele. 
  4. Pelatihan teknis pemanfaatan limbah tahu menjadi biogas.


Manfaat
  1. Intervensi program baik secara fisik maupun modal usaha pada kegiatan produksi Tahu & Tempe di Desa Lawoila tersebut diatas belum konkrit, tetapi baru sebatas anjang sana memberikan motivasi kepada pekerja di tempat produksi Tahu & Tempe dan mendorong Pemerintah Desa dan BPD untuk pengembangannya secara berkelanjutan.
  2. Bantuan pengadaan bibit unggul tanaman kedele dapat memudahkan petani mendapatkan benih unggul berlabel sehingga mampu menghasilkan panen kedele dengan biji besar dan kualitas yang lebih baik.
  3. Bantuan teknis dari PPL setempat dapat dilakukan melalui Sekolah Lapang akan terjadi transfer ilmu pengetahuan kepada petani tentang tata cara budi daya tanaman kedele sehingga tanaman kedele mampu produksi secara optimal.
  4. Pelatihan teknis pemanfaatan limbah tahu menjadi biogas, dapat dilakukan kepada masyarakat secara umum sehingga masyarakat mampu menciptakan dan memanfaatkan energi terbarukan.


KawiteWite Tak Lagi Dahaga

Abdurahman
TA-TTG MUNA

Kebutuhan air bersih di Desa Kawite-wite semakin dirasakan seiring semakin majunya aktifitas manusia yang banyak membutuhkan air untuk keperluan hidup sementara air yang tersedia sangat terbatas mengingat kondisi geografis desa yang dipengaruhi oleh air laut.

Dalam pemenuhan kebutuhan air bersih diwilayah ini, warga membeli air yang dijual oleh penyedia air di luar wilayah desa, apalagi kondisi ekonomi warga kurang lebih 85 % masih dibawah garis kemiskinan

Aset Based
  1. Warga Desa yang berjumlah 320 KK (Dusun I dan II) memiliki permasalahan Dasar terkait Air Bersih.
  2. Hasil perhitungan kebutuhan air tiap KK di asumsikan minimal 7 Drom per bulan dengan harga per-dromnya Rp 10.000, maka setiap KK mengeluarkan Rp70.000 Perbulannya hanya untuk kebutuhan air bersih. 
  3. 320 KK x Rp.100 ribu, maka setiap bulan mereka mengeluarkan uang untuk membeli air sekitar Rp22 juta.
  4. Identiikasi sumber-sumber air di desa
  5. Identifikasi sumber-sumber air sekitar desa yang tidak dipengaruhi oleh air laut.
  6. Meggali kebiasaan beberapa warga yang pernah melakukan penggalian air
  7. Rumusan Kebutuhan Aspek Infrastruktur yang mendukung pemenuhan kebutuhan air bersih.


Manfaat
  1. Mengatasi permasalahan warga dalam pemenuhan kebutuhan dasar khususnya air bersih.
  2. Pemenuhan Kebutuhan dasar warga merupakan salah satu yang harus dipenuhi oleh pemerintah desauntuk mewujudkan layanan air bersih desa.
  3. Pengelolaan air bersih secara professional oleh desa sendiri merupakan satu hal yang perlu dilakukan untuk kondisi tertentu seperti Desa Kawite-wite. Hal ini didasarkan pada pengalaman-pengalaman sebelumnya, bahwa banyak saran air bersih di beberapa desa lainnya yang terkendala dengan pengelolaan sehingga keberlanjutan dari kegiatan tersebut terkesan amburadul.
  4. Musyawarah Desa menjadi hal utama dalam merumuskan segala kebjakan terutama menyangkut kebutuhan dasar warga sehingga dapat dijamin keberlangsungan dalam pengelolaan yang berbasisi warga atau melalui (BUMDes).



Senin, 05 Maret 2018

MARI MAIN TAKRAW DARI DD PATUA

JUMIADIN
TA-TTG WAKATOBI

Desa Patua hanya memiliki lapangan sepak bola dengan kondisi yang kurang memadai apalagi dengan kondisi lapangan yang berbatu, sedangkan sarana olahraga lainnya belum ada sehingga ketika masyarakat ingin melakukan olahraga bola voly atau sepak takraw misalnya maka mereka harus membuat lapangan itu didalam lapangan sepak bola. Dalam kondisi atau keadaan yang sama ini sebenarnya mengganggu dan tak jarang sering terjadi gesekan kecil dalam lapangan antara yang mau bermain sepak bola dan yang mau bermain voly ataupun takraw.

Sehingga memang harus segera diadakan pembangunan sarana olahraga desa terutama lapangan bola voly dan lapangan takraw agar terpisah dengan lapnagn sepak bola.  Dengan demikian diharapkan adamya lapangan voly dan lapangan sepak takraw yang memadai untuk melakukan aktifitas olahraga maka masyarakat akan berkumpul, sehingga keakraban sesama warga desa dapat tercipta dimana keakraban itu penting untuk membangun desa.

SOLUSI
Untuk menjawab persoalan diatas maka ada langkah strategis sebagai solusi jalan keluar adalah bahwa Pemerintah Desa melalui Dana Desa sejak tahun 2015, dalam pengelolaanya yang selalu merujuk pada aturan yang ada dimana pelibatan masyarakat secara umum dilakukan mulai dari proses perencanaan dengan melakukan musyawarah baik tingkat dusun maupun tingkat desa untuk merumuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Dengan demikian maka adanya partisipasi dari semua elemen masyarakat desa termasuk Karang Taruna memberikan kontribusi atau warna dalam proses perencanaan desa terutama terkait dengan kegiatan kepemudaan.

Seiring dengan Program Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan empat prioritas penggunaan Dana Desa Pada Tahun 2017 yang salah satunya adalah Pembangunan Sarana Olahraga Desa maka pemuda desa Patua melalui wadah Karang Tarunanya mendorong kegiatan  pembangunan Sarana Olahraga terutama Pembangunan Lapangan Bola Volly dan Lapangan Takraw.

Kegiatan ini didorng melalui perencanaan sesuai mekanisme yang ada bukan tanpa alasan yang jelas akan tetapi bahwa secara obyektif pemuda pemudi desa patua ini melihat bahwa di desa belu ada sarana olahraga dimaksud yang memadai (permanen) dan juga pemuda-pemudi selalu mengikuti berbagai iven di tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten.

MANFAAT
Ada beberapa manfaat dengan adanya intervensi program untuk kegiatan pembangunan sarana olahraga ini adalah bahwa dengan adanya pembangunan sarana olahraga ini dapat mengurangi pengangguran musiman karena semua pemuda desa ikut terlibat dalam proses pembangunannya karean dilakukan secara swakelola dalam bentuk padat karya, dan manfaat lain secara umum adalah bahwa desa telah memiliki sarana olahraga yang memadai khususnya lapangan bola voly dan sepak takraw sehingga kegiatan olahraga ini dapat berlangsung atau dilaksanakan tanpa harus mengganggu kegiatan olahraga lainnya.

Disamping itu pula bahwa  sudah ada pilohan bagi warga desa untuk melakukan kegiatan olahraga baik sebagai sarana untuk memupuk kebersamaan dalam desa maupun untuk tujuan kesehatan tentunya

PERLUASAN PEMBELAJARAN
Karena kondisi fasilitas umum dibeberapa desa yang ada di kecamatan tomia umumnya sama sehingga ada beberapa desa juga yang kemudian mendorong kegiatan ini dalam perencanaan desanya, sehingga ada beberapa desa yang sudah membangun sarana olahraga terutama lapnagn bola voly.

Untuk kegiatan kedepan terkait dengan adanya pembangunan sarana olahraga desa ini adalah akan di adakan lomba atau pertandingan atau liga desa, baik itu olahraga sepak bola,  bola voly maupun sepak takraw yang akan digelar setiap saat baik antar dusun maupun antar desa, sehingga dengan adanya ivent ivent yang digelar maka secara tidak lamngsung akan meningkatkan pendapatan karena dalam setiap ivent dipastikan ada perputaran ekonomi di desa.


DD 2017 MALAHA BUAT COKLAT DARI KAKAO

JUNAIDIN
TA-TTG P3MD-PID SULTRA

Seiring dengan persaingan ekonomi yang semakin ketat, masyarakat Desa Malaha melalui musyawarah desa yang dihadiri 80% masyarakat secara spontan mengusulkan pengolahan Biji Coklat karena memiliki potensi yang begitu besar untuk dikelola agar dapat menambah nilai ekonomi dari tanaman coklata serta membuka lapangan kerja lewat salah satu instansi yaitu Dinas Perkebunan Provinsi dengan membentuk suatu kelompok kerja yang dinakan Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM).

Dalam menjalankan aktifitasnya lembaga ini tidak mampuh berjalan sendiri, sehingga dengan adanya Dana Desa di Tahun 2017 ini masyarakat mengusulkan pengembangan pengolahan biji coklat dengan menghasilkan berbagai produk olahan seperti coklat bubuk, susu coklat, silver quin dan bebagai jenis produk lainnya. Kegiatan Pengembangan Pengolahan Biji Coklat ini terselenggara berkat kerja sama antara BUM Desa Malaha dan Lembaga Ekonomi Masyarakat yang berjalan sampai sekarang.

SOLUSI
Dengan gambaran kondisi diatas perlu tindakan dalam pengembangan pengolahan Coklat Desa Malaha Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka agar dapat dimanfaatkan dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta membuka lapangan kerja bagi. Beberapa langka tersebut diantara:
  1. Penguatan masyarakat dalam budidaya tanaman coklat (mulai dari cara penenamannya sampai dengan pemanenan) yang dapat didanai oleh Dana Desa 2017 :
  2. Peningkatan kapasitas bagi pekerja dalam pengolahan biji cokalat agar mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan bagi masyarakat luas
  3. Perlu pelatihan manajem pengolahan hasil dan manajemen pemasaran di lingkup keanggotan atau kepengurusan  BUM Desa dan LEM
  4. Menentukan bentuk kemasan yang unik agar memiliki daya tarik terhadap pelanggan

Pengolahan biji coklat di Kabupaten Kolaka umumnya dan khususnya di Desa Malaha belum dilirik oleh investor/pemodal karena menurunnya tingkat produktifitas dari tanaman kakao. Tapi hal ini tidak menurunkan niat masyarakat Desa Malaha dalam pengolahan Biji Coklat yang menghasilkan berbagai produk diantara :
  • Bubuk coklat, 
  • Silver kuin, 
  • Susu coklat 
  • Dll

Beberapa manfaat dari kegiatan ini adalah:

  1. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat khususnya para pemuda dan pemudi yang baru menyelesaikan pendidikannya.
  2. Menamba nilai ekonomi dari tanaman coklat itu sendiri, yang mana masyarakat secara umum hanya menjulnya dalam bentuk biji.
  3. Mempromosikan daerah Desa Malaha diluar sehingga dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat umum sebagai pengolah biji kakao
  4. Salah salah sumber PAD Desa
  5. Dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Malaha (*)

MENU UTAMA

Koptan Rumput Laut Buton Tengah Deklarasikan Gus Imin Presiden 2024

LAKUDO – SC. Sebanyak 36 orang anggota Kelompok Tani Rumput Laut Desa Matawine Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah Sulawesi Tenggara me...