ProFiles

ProFiles

Senin, 20 November 2017

GOTONG ROYONG LESTARI DI ATAS KARANG

SULTAN DARAMPA
TAPP MIS-PID P3MD SULTRA
`



























Desa  Lapandewa merupakan desa tertua diantara beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Lapandewa. Dari kondisi alamnya, yang boleh dikata sama persis dengan alam desa-desa pecahannya, yaitu berbatu karang, dan diselingi beberapa perbukitan dan lembah yang juga di lapisi batu-batu karang.

Meski alamnya terhitung keras, tetapi bagi masyarakat Lapandewa tetap bertahan, utamanya pada usia muda, kaum ibu, serta orang-orang tua yang produktivitasnya mulai berkurang, atau memang sekelompok warga yang spesialisasinya hanya bertani. Selebihnya, utamanya anak-anak muda, lebih memilih merantau daripada bertahan pada kondisi alam yang keras, yang untuk air minum sabang hari, bulan dan tahun harus didatangkan atau dibeli apabila sudah mulai masuk musim kemarau.

Desa Lapandewa ini merupakan desa yang berbatu-batu karang, dan penduduknya lebih banyak mengandalkan kehidupannya di bidang pertanian, utamanya perkebunan, baik produksi tahunan seperti mete, maupun untuk musim pendek seperti jagung, ubi, kacang tanah, sayur-sayuran maupun bawang merah.

Di tengah-tengah kegersangan itu, kehidupan warga Desa Lapandewa sudah mulai menjanjikan harapan-harapan baru, selain karena hasil musyawarah warga yang mengalokasikan dana desanya untuk 6 ton bibit bawang merah untuk musim tanam Noepmber 2017, dan panen Januari – Pebruari 2017.

Bantuan secara besaran-besaran ini untuk pertama kalinya yang diterima warga, yang selama ini hanya kadang-kadang diberi bantuan tidak lebih dari 2 – 5 Kg setiap petani. Itupun dalam jumlah yang sangat terbatas, dan tidak semua petani berkesempatan mendapatkan bantuan bibit seperti itu.

Tapi kali ini dengan jumlah bibit 6 ton khusus untuk Desa Lapandewa melalui DD tahap II 2017, maka senyum petani mulai merekah. Itu tampak ketika mereka sedang bergotong royong membersihkan lahan-lahan untuk penanaman bawang.

Bantuan kedua, yaitu diakhir Bulan Oktober ini, telah diresmikannya saluran air bersih dari pipa-pipa besar yang akan mengalir ke rumah-rumah penduduk oleh Bupati Buton yang baru Feisal Agus Hidayat.

Bahkan air bersih tersebut bukan hanya untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga untuk kebutuhan tanaman produktif mereka, utamanya bawang melalui bak-bak penampungan mereka yang telah dibikin beberapa tahun lampau yang sejak dibikinnya tidak pernah berfungsi dengan baik karena memang tidak rancang sebagai penampungan air hujan tetapi untuk saluran atau pipa air bersih, namun kala itu hanya penampungnya yang dibangun, tidak pernah dibuat pipanya.

 Dalam pembersihan lahan, warga telah menganut sistem kegotongroyongan, mereka secara beramai-ramai membersihkan lahan warga dari satu tempat ke tempat lain, dari satu pemilik lahan ke pemilik lahan lain di hari-hari berikutnya. Begitulah siklus kehidupan warga Desa Lapandewa dengan mengandalkan kebersamaan, persaudaraan dengan saling bantu-membantu dalam mengatasi kerasnya sumber daya alam yang mereka miliki. (*)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENU UTAMA

Koptan Rumput Laut Buton Tengah Deklarasikan Gus Imin Presiden 2024

LAKUDO – SC. Sebanyak 36 orang anggota Kelompok Tani Rumput Laut Desa Matawine Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah Sulawesi Tenggara me...