ProFiles

ProFiles

Sabtu, 04 Agustus 2018

MARI BELAJAR BERSAMA PETANI DI SBD MUNA

Abd.Rahman 
TA-TTG MUNA

Sanggar Belajar Desa Kab.Muna-Sultra untuk Kelas Petani

Desa Tasaka merupakan kawasan yang sangat potensial dalam mengembangkan berbagai produk unggulan, utamanya seperti pengembangan kacang tanah.

Mulai bulan depan, para petani telah bersepakat untuk menanam kacang tanah di berbagai kawasan lahan yang selama ini merupakan lahan kritis, lahan-lahan yang tidak produktif, yang selama ini dibiarkan terlantar.

Tetapi ada juga lahan-lahan dalam kawasan tersebut, ditanami oleh petani ala kadarnya, misalnya ada yang tanam kacang, sebelahnya tanam jagung, di sebelah yang lain beda pula tanamannya.

Sebelum musim tanam secara besar-besaran yang didanai oleh Dana Desa, maka sejumlah warga telah pula melakukan uji coba tanaman kacang tanah, hasilnya memang sungguh menggembirakan.

Maka untuk tanaman kacang tanah dengan menggunakan Dana Desa ini adalah luasan berkisar 250 hektar yang terdiri atas beberapa kawasan. Dimana kawasan ini memang disekat-sekat oleh ekosistem hutan dan tanaman jangka panjang lainnya.

Kacang tanah di daerah ini sebelumnya memang telah menjadi salah satu tanaman penghasilan warga secara alternative, namun tidak menjadi pilihan utama, karena selain tidak adanya kebijakan serentak dari Kades.

Kemudian, kemampuan warga / petani untuk membeli bibit dalam jumlah memadai dikarenakan lantaran ekonomi mereka, apalagi ditambah dengan saprodi yang terkadang mencekik.

Kesepakatan-kesepakatan menjadi penting antara petani, kesepakatan adat, seperti sistem menjaga hama, mulai musim tanam, menjadi konsensus antarpetani sehingga dapat produksinya lebih tinggi.

Desa Rangka 
Rangka merupakan desa yang memiliki lahan-lahan pertanian, termasuk pertanian perkebunan (huma) untuk tanaman pagi yang luas, meski memang berada pada spot-spot yang diantarai oleh kawasan hutan.

Yaitu, luas lahan sekitar 300 hektar untuk pengembangan padi verietas lokal, yaitu padi beras merah, yang selama ini memang masih bertahan, atau masih ditanam oleh masyarakat.

Harga pasaran di luar Muna varietas padi merah ini masih terhitung mahal, antara Rp 10.000 sampai Rp 15.000 perliternya. Dengan demikian maka prospek pengembangan varietas lokal dengan dukungan dana desa menjadi masih sangat prospek.

Sistem pertanian dengan varietas lokal ini akan menggunakan pupuk dan saprodi alami. Sehingga pertanian alami selain untuk meningkatkan produktivitas, juga untuk melestarikan sistem pertanian yang aman untuk konsumsi masyarakat. 
 
Sanggar Belajar
Sanggar belajar desa yang diawali di Kecamatan Kabawo yang kemudian ditularkan ke desa-desa atau ke kecamatan tetangga sudah mulai menampakkan hasil, antara lain, yakni SBD didirikan untuk memerankan diri sebagai simpul pengelolaan informasi antarwarga atau antarpetani dalam pengembangan program-program di desa-desa.

SDB didirikan sebagai tempat-tempat pelatihan, pendidikan, dan training-training (OJT, IST), yang ditujukan kepada warga, para petani, dan para pendamping untuk pengetahuan dan keterampilan khusus.

SDB juga ditujukan untuk melakukan konsilidasi, sosialisasi, bahkan menjadi tempat diskusi untuk aparat desa, termasuk untuk pengolahan data, migrasi dan lainnya. 

Sangar belajar desa yang kemudian dikenal dalam Bahasa Wuna adalah "Poangkatau". Nama ini disematkan di Desa Lakandito Kec. Kabangka.

Dimana dalam pemahaman warga desa ,adalah kebersamaan dlm bersikap dan bertingkah,atau saling menghargai satu sama lain,serta menjalin hubungan yang harmonis antara sesama. (darampa)

Berdasarkan hal tersebutlah, sehingga Nama "SBD" Desa Lakandito "Poangkatau".
Dalam kaitannya dengan fokus utama  SBD yang ditekankan pada penguatan 3 Kelembagaan dalam desa :
1. Kelembagaan PEMDES
2. Kelembagaan Masy. desa
3. Kelembagaan ekonomi Desa,

Filosofi dari SBD “Poangkatau”, Warga dan pemerintah desa berharap ketiga kelembagaan ini dapat saling menopang, saling menghargai, bersinergi dan memiliki hubungan yang harmonis untuk bersama-sama mewujudkan “Visi Bersama Desa” Yang telah dibangun Menuju Desa Mandiri. (*)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENU UTAMA

Koptan Rumput Laut Buton Tengah Deklarasikan Gus Imin Presiden 2024

LAKUDO – SC. Sebanyak 36 orang anggota Kelompok Tani Rumput Laut Desa Matawine Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah Sulawesi Tenggara me...