Sailan
TA-TTG BUTON
Desa Sangia Arano memiliki sumber daya alam yang melimpah, ekosistem hutan, utamanya hutan
tanaman rakyat, seperti jati, bahkan ketika memasuki desa ini semua terhampar
tanaman jati di kiri-kanan jalan. Artinya bahwa sejak dulu masyarakat memang
telah membudidayakan tanaman jati ini.
Selain
itu, desa juga memiliki lahan pertanian, yang berupa lahan padi ladang sebesar
100 hektar. Harapannya luasan lahan pertanian tersebut, bukan hanya mampu
menyuplai kebutuhan beras bagi warga desa keseluruhan sehingga tidak perlu lagi
membeli beras, tetapi juga akan mampu menjualnya kepada desa-desa tetangga
melalui manajemen BUMDes.
Begitu
pula dengan potensi hutan alam yang dimilikinya, dimana ekosistem hutan yang
dapat dijadikan sumber-sumber perekonomian masyarakat setempat dengan catatan
harus ada dukungan dari Dana Desa.
Jadi
selain sebagai hutan untuk ekonomi, baik nontimber forest product maupun
hasil-hasil kayunya, juga dapat diformat menjadi hutan wisata. Diantaranya
adalah anak-anak sekolah, utamanya SMP dan SMA yang ada di Lasalimu Selatan
dapat melakukan studi banding, atau studi wisata di tempat tersebut.
Semuanya
memang tergantung dari kebijakan pemerintah desa bagaimana memanfaatkan dana
desa bukan hanya infrastruktur, jalan dan lainnya.
Namun
harapan warga tersebut, memang belum sebelumnya tahun 2016 menggunakan Dana
Desanya Rp 400 juta lebih untuk perluasan pemukiman, sehingga bukit-bukti yang
besar di belakang pemukiman asli itu terpaksa diratakan. Selebihnya, Rp 200
juta dipakai untuk membangun 4 unit dekker.
Begitupula
DD tahun lalu, 2017, selain buat talud sepanjang 120 meter dan lebar 30 meter
menghabiskan anggaran Rp 312 juta. Selebihnya adalah perluasan wilayah
pemukiman, gutting gunung.
Sedangkan
DD tahun 2018 sebanyak Rp 683 juta, yang peruntukkannya untuk membenahi
tempat-tempat wisata di sekitar embung untuk taludnya, ditambah dengan membuat
beberapa gazebo untuk tempat-tempat peristirahat dikala wisatawan atau
pengunjung usai mandi-mandi. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar