DesaSultra - Kali ini Bang Jay berada di Lapandewa Buton Selatan. Seperti biasa biasa dalam perjalanan akan mengangkat potensi desa yang ada disini. "Kebetulan saya sudah bersama owner Kopi Lahaga, tokoh masyarakat yang turun memfasilistasi sehingga Kopi Lahaga ini ada. Bagaimana awalnya Kopi Lahaga ini sehingga dapat dikemas dengan baik ini? " tanya Bang Jay
link youtube : https://youtu.be/v6gr_hRQcL4
La Diy, S.Pd., owner Kopi Lahaga menjelaskan bahwa awal cerita kopi ini diproduksi adalah ketika dia minum kopi bersama seorang sahabat di Puncak Cahaya Windu. "Saya bertemu sahabat saya Diran dan Zain. Mereka bertemu saya di sekolah, lalu kami berbincang mengenai potensi desa. Selain bawang merah ada juga kopi. Sekarang bawang sudah dikenal namun kopi ini juga ada di Gunung Lahaga." ujar La Diy
Ia menjelaskan potensi Kopi Lahaga yang belum dikembangkan sehingga mereka berinisiatif untuk itu. "Menariknya Kopi Lahaga ini lokasinya kurang lebih 400 meter dari permukaan laut, melihat keunikan ini saya langsung mencari petani kopi di Gunung Lahaga. Alhamdulilah saya mendapatkan 2 liter kopi. Kami produksi dan lalu dikemas." ujarnya
Sejak produksi pertama yakni bulan Agustus 2022, Kopi Lahaga berkembang sampai sekarang. "Jadi awalnya pemasaran ini dikonsumsi masyarakat lokal saja. Alhamdulillah Zain dan Diran melakukan ekspansi,. Alhamdulillah di Batauga sudah masuk, di Baubau juga sudah masuk produk Kopi Lahaga khas Lapandewa." ujarnya.
La Diy mengaku sudah mengantongi izin produksi. Upaya selanjutnya adalah izin label produk halal. "Harapan kami sebenarnya, mengangkat potensi yang ada di desa kami. Saya sangat senang, karena hari ini mengangkat seluk beluk Kopi Lahaga. Untuk itu semoga Kopi Lahaga ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.” ujarnya
Kopi Lahaga sangat membantu petani kopi di Lapandewa. Minimal ada tempat distribusi kopi. "Jadi petani kopi disini kami sudah rilis, kurang lebih 50 orang petani. Dan saya yakin akan mendorong kesejahteraan perekonomian khususnya para petani kopi di Lapandewa." Ujarnya
La Diy berharap kepada Pemeraintah Kabupaten Buton Selatan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, dan pemerintah pusat supaya bisa melirik produk-produk lokal untuk didukung dan dikembangkan. "Saya yakin jika produk-produk UMKM lokal Buton Selatan didukung, saya yakin akan memberikan saluran lapangan pekerjaan sehingga orang-orang yang dulunya merantau untuk mencari pekerjaan mungkin karena ada lapangan pekerjaan di desa maka mereka tidak jadi lagi merantau." pungkasnya. (timmedia#BangJay)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar