ProFiles

ProFiles

Senin, 27 Maret 2023

Yuk Tonton Vedio Wisata Kolam Renang Busel

https://youtu.be/TQV0syzZcxk 
(like dan commentar) 


DesaSultra -  Kali ini Bang Jay berada di Desa Watiginanda Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan di sebuah destinasi wisata kolam renang air tawar di tepi sungai. 


"Kebetulan saya sudah bersama dengan Kepala Desa Watiginanda. Bapak La Bani. Saya ingin berbincang bagimana awalnya destinasi wisata ini muncul, karena ini adalah gagasan dan visi yang sangat luar bisa." Demikian kata Bang Jay

Menurut La Bani, pada tahun 2015 setiap desa mendapatkan alokasi Dana Desa yang diharapkan dapat membawa manfaat dan berkelanjutan. Di Desa Watiginanda terdapat sebuah mata air yang dahulunya dimanfaatkan sebagai sember air bersih. Sehingga kepala desa bersama-sama warga setempat berinisiatif memanfaatkan mata air tersebut dan membuat kolam renang air tawar sebagai daya tarik wisata.

"Melihat anggaran Dana Desa, kita berupaya mengembangkan program berkelanjutan, dan desa kami memiliki mata air di pinggir laut yang sejak tahun 2009 tidak lagi dimanfaatkan oleh masyarakat. Jadi sejak itu kami berpikir keras untuk bagaimana caranya memanfaatkan potensi mata air ini agar tidak terbaikan." Kata La Bani.

Hal tersebut juga dilakukan agar sumber mata air tersebut tidak menjadi tempat pembuangan sampah. "Memang sejak mata air ini tidak lagi dimanfaatkan oleh masyarakat, kalau dibiarkan berlarut-larut akan menjadi tempat pembuangan sampah masyarakat. Disinilah alasan utama kami mendesain kolam air tawar  yang sekarang ini menjadi destinasi wisata." sambung La Bani

Sejak dibuka pertama kali pengunjung kolam air tawar Desa Watiginanda ini sangat banyak. "Ini kan pertama kali di buka tahun 2020 bulan Juli. Pengunjung sangat luar biasa. Pas masuk 2022 kami adakan pengecoran dan perbaikan jadi pengunjung berkurang. Semoga 2023 semakin banyak lagi yang akan berkunjung dan menikmati keindahan kolam air tawar di kawasan pinggir laut." ujarnya

Dalam masterplan pengembangan objek wisata kolam air tawar Desa Watiginanda, akan dibangun gazebo dengan memanfaatkan tebing-tebing yang ada di sekitar objek wisata.

"Memang untuk 2023 ini kami akan melakukan pengembangan. Kami manfaatkan akses tebing sebagai daya tarik juga dan semoga kita dapat anggaran dari kabupaten sehingga mendorong pengembangan kawasan objek wisata ini semakin baik lagi kedepannya." ujarnya.

La Bani berharap kepada pemerintah kabupatnen, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat untuk memperhatikan desa-desa yang memili kreativitas dalam mendesain desitinasi wisata seperti hal nya desa-desa di Buton Selatan.

"Kami punya harapan bahwa pemerintah kabupaten, provinsi maupun pusat jangan menutup mata khususnya di Busel rata-rata sangat giat mengembangkan wisata tapi semua itu rata-rata menggunakan dana dari pusat yakni Dana Desa semoga kedepan lebih ada perhatian pemerintah." tutupnya

Kamis, 23 Maret 2023

Objek Wisata Air Terjun, Akses Jalannya Dibangun Pakai Dana Desa

https://youtu.be/lWaIGM9c7TM
(buka linkyoutube)

DesaSultra - Perjalanan Bang Jay kali ini adalah mengunjungi Desa Sukamaju Kecamatan Wolowa Kabupaten Buton. "Ini adalah potensi desa yang sangat luar biasa dan kedepan saya pastikan bahwa destinasi wisata ini jika dikembangkan akan sangat mengagumkan. Kebetulan saya sudah bersama kepala desa dan ingin bercerita beberapa hal, termaksud bagaimana awal terbentuknya objek wisata air terjun Kalata ini." Kata Bang Jay

La Heru, Kepala Desa Suka Maju mengatakan, Air Terjun Kalata ditemukan pertama kali tahun 2005. "Sejak ditemukannya air terjun Kalata ini pada saat pembentukan Desa Suka Maju. Kebetulan ada Dana Desa dan alhamdulillah sudah dibangun jalan setapaknya. Kemudian jalan di arah bendungan juga sudah dibangun. Keinginan saya adalah ditata lebih baik lagi sehingga semakin banyak pengunjung." ujar La Heru.

Semua pengunjung  yang menikmati permandian alam air terjun Kalata berasal dari luar Desa Suka Maju. "Yang banyak ini pengunjungnya pada hari sabtu, minggu, dan hari-hari libur. Banyak, sering pengunjung datang disini untuk menikmati keindahan permandian alam air terjun Kalata. Sering orang mandi-mandi disini karena di dalam ini di tengahnya air terjun." ujarnya

La Heru mengakui bahwa Dana Desa sangat membantu pengembangan destinasi wisata Kalata. Namun demikian masih diperlukan pengembangan lebih jauh kedepannya. " Kedepan ini pengenbangannya jika ada sentuhan bantuan dana entah dari Dana Desa dan dana-dana yang lain. Semua tergantung desainnya karena ada tebing juga jika dibangunkan seluncuran atau sepeda berjalan yang didesain seindah mungkin. Dan kita sangat butuhkan masterplan pembangunan destinasi wisata permandian alam air terjun Kalata." ujarnya

La Heru berharap bantuan dana dari semua pihak baik itu pemerintah Kabupaten Buton, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan pemerintah pusat. "Melihat potensi yang sangat luar biasa ini, kami pemerintah Desa Suka Maju berharap sentuhan berupa bantukan dana pengembangan. Semoga semua unsur dapat melirik potensi desa kami sehingga dapat didesaian dengan baik sehingga semakin banyak pengunjung yang datang di permandian alam air terjun Kalata." tutpnya.


Senin, 13 Maret 2023

, Kolam Renang Iwoiwanggu Konda Satu Konawe Selatan

https://youtu.be/EZcuXhc4hU4 

DesaSultra :
"Kebetulan saya sudah bersama kepala desa yang sangat luar biasa. Visinya dapat ditransformasi sehingga melahirkan destinasi wisata yang sangat luar biasa, ide awalnya seperti apa? " tanya Bang Jay.



Agus Salim, selaku Kepala Desa mengatakan bahwa idenya muncul saat mendengar instruksi presiden khususnya bagi kepala desa harus kreatif dan inovatif sehingga Dana Desa dapat berkembang dan bermanfaat untuk masyarakat. "Alhamdulillah pada tahun 2015 kami studi banding di Jogjakarta tepatnya di Desa Pongok. Saya melihat perkembangan desa itu sangat luar biasa. Saya terinspirasi dan saya harus pulang dan menyampaikan kepada masyarakat. Kita tegaskan, kita buat satu destinasi wisata, yang tujuannya menarik masyarakat kota untuk kembali ke desa. Dan alhamdulillah masyarakat kita mendukung." jawab Pak Kades

Agus memaparkan bahwa tahun 2018 mulai membangun kolam pemancingan sebagai daya tarik wisatawan. "Karena kolam pemancingan sudah ada 5 maka tahun 2019 kami berinovasi membangun kolam renang pertama. Alhamdulillah bertepatan dengan momen akhir tahun. Sangat banyak pengunjung yang berwisata. Saat itu perputaran uang sangat cepat dan luar biasa, terus kami menggenjot pembangunan objek wisata ini 2021 hingga 2022." tutur Pak Agus.



Agus mengaku, objek wisata sempat berhenti karena pandemi, namun tidak menurunkan semangat untuk berbuat demi peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa. "Semua aneka wisata bunga yang ada di sini kami buat sendiri. Alhamdulillah sudah 3 tahun walaupun dengan keterbatasan kita tetap berupaya mewujudkan cita-cita alhamdulillah sudah memakan anggaran 600 juta lebih, pasca pandemi kita semua kembali bangkit untuk terus berbuat demi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa." imbuhnya

Pemerintah desa berkomitmen untuk meningkatkan pembangunan objek wisata dengan membangun kolam renang untuk dewasa. "Saya sudah bikin lagi pondasi yang lebih besar lagi. Targetnya untuk dewasa, di situ boleh dibilang VIP dengan servis yang maksimal. Kita siapkan juga dengan gazebo gratis, hingga kita bangun juga balai pertemuan. Dan alhamdulillah lahan siap, kita bangunkan pagar dan fasilitas seluncuran untuk kolam renang anak-anak." ujarnya.


Pengujung di lokasi objek wisata kolam Iwoiwanggu di Desa Konda 1 sangat banyak, terutama pada hari libur dan akhir pekan. Pengunjung selalu padat. "Alhamdulillah Bumdes dan pemerintah desa bekerja sama mengelola objek wisata kolam Iwoiwanggu ini, sehingga kolaborasi yang baik senantiasa terjaga demi kebaikan bersama. Alhamdulillah dana yang digunakan semua dimaksimalkan untuk menopang tumbuh kembangnya objek wisata ini." ujar Kepala Desa.

Agus Salim Selaku Kepala Desa Konda 1 berharap kepada pemerintah Kabupaten Konawe Selatan, Propinsi Sulawesi Tenggara dan pemerintah pusat agar senantiasa memberikan perhatian khusus kepada desa-desa yang memiliki objek wisata sehingga dapat berkembang dengan baik dan sesuai harapan. "Bantuan-bantuan dari kabupaten, provinsi, dan pusat sangat kami butuhkan karena Dana Desa sudah ada alokasi dananya masing-masing seperti halnya ketahanan pangan, stunting, dan lain-lain.. " tutupnya. (timmedia#BangJay)

Rabu, 08 Maret 2023

Keren‼️ Inilah Produk Unggulan Kopi Lahaga Khas Lapandewa

#BangJay, tokoh muda yang penuh inspirasi dalam pengembangan produk unggulan desa. Kali ini produk kopi dari Lapandewa


DesaSultra
- Kali ini Bang Jay berada di Lapandewa Buton Selatan. Seperti biasa biasa dalam perjalanan akan mengangkat potensi desa yang ada disini. "Kebetulan saya sudah bersama owner Kopi Lahaga, tokoh masyarakat yang turun memfasilistasi sehingga Kopi Lahaga ini ada. Bagaimana awalnya Kopi Lahaga ini sehingga dapat dikemas dengan baik ini? " tanya Bang Jay

link youtube : https://youtu.be/v6gr_hRQcL4 

La Diy, S.Pd., owner Kopi Lahaga menjelaskan bahwa awal cerita kopi ini diproduksi adalah ketika dia minum kopi bersama seorang sahabat di Puncak Cahaya Windu. "Saya bertemu sahabat saya Diran dan Zain. Mereka bertemu saya di sekolah, lalu kami berbincang mengenai potensi desa. Selain bawang merah ada juga kopi. Sekarang bawang sudah dikenal namun kopi ini juga ada di Gunung Lahaga." ujar La Diy

Ia menjelaskan potensi Kopi Lahaga yang belum dikembangkan sehingga mereka berinisiatif untuk itu. "Menariknya Kopi Lahaga ini lokasinya kurang lebih 400 meter dari permukaan laut, melihat keunikan ini saya langsung mencari petani kopi di Gunung Lahaga. Alhamdulilah saya mendapatkan 2 liter kopi. Kami produksi dan lalu dikemas." ujarnya

Sejak produksi pertama yakni bulan Agustus 2022, Kopi Lahaga berkembang sampai sekarang. "Jadi awalnya pemasaran ini dikonsumsi masyarakat lokal saja. Alhamdulillah Zain dan Diran melakukan ekspansi,. Alhamdulillah di Batauga sudah masuk, di Baubau juga sudah masuk produk Kopi Lahaga khas Lapandewa." ujarnya.


La Diy mengaku sudah mengantongi izin produksi. Upaya selanjutnya adalah izin label produk halal. "Harapan kami sebenarnya, mengangkat potensi yang ada di desa kami. Saya sangat senang, karena hari ini mengangkat seluk beluk Kopi Lahaga. Untuk itu semoga Kopi Lahaga ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.” ujarnya

Kopi Lahaga sangat membantu petani kopi di Lapandewa. Minimal ada tempat distribusi kopi. "Jadi petani kopi disini kami sudah rilis, kurang lebih 50 orang petani. Dan saya yakin akan mendorong kesejahteraan perekonomian khususnya para petani kopi di Lapandewa." Ujarnya

La Diy berharap kepada Pemeraintah Kabupaten Buton Selatan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, dan pemerintah pusat supaya bisa melirik produk-produk lokal untuk didukung dan dikembangkan. "Saya yakin jika produk-produk UMKM lokal Buton Selatan didukung, saya yakin akan memberikan saluran lapangan pekerjaan sehingga orang-orang yang dulunya merantau untuk mencari pekerjaan mungkin karena ada lapangan pekerjaan di desa maka mereka tidak jadi lagi merantau." pungkasnya. (timmedia#BangJay)

MENU UTAMA

Koptan Rumput Laut Buton Tengah Deklarasikan Gus Imin Presiden 2024

LAKUDO – SC. Sebanyak 36 orang anggota Kelompok Tani Rumput Laut Desa Matawine Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah Sulawesi Tenggara me...