Wisata Desa Kreasi BUMDes Sapoiha
SAIPOHA. Salah satu BUMDes di Sulawesi Tenggara yang terus mengembangkan inovasi kegiatannya, adalah BUMDes Maju Bersama Desa Sapoiha Kecamatan Watunohu Kab.Kolaka Utara Sulawesi Tenggara.
Salah satu inovasinya adalah mengembangkan dan memanfaatkan inrastruktur dermaga tua yang selama ini memang sudah tidak aktif lagi bongkar muat di pelabuhan. Pemanfaatan itu utamanya dari lokasi / lahan kosong yang merupakan area milik Kementerian Perhubungan RI.
Disamping area dermaga, adalah ekosistem mangrove dan pantai-pantai (berlumpur) yang dimanfaatkan sebagai lokasi wisata.
Dengan menggunakan desa selama tiga tahap (tahun) berturut-turut, sejak 2019 sampai 2021 ini totalnya telah mencapai Rp 390 juta.
Khusus untuk tahun 2021, Kades Sapoiha telah mengucurkan dana ke BUMDes sebesar Rp 80 juta, yang diperuntukkan untuk penambahan infrasuktur wilayah wisata.
Sarana tersebut adalah gazebo sebanyak 9 unit yang menyebar di tepi hutan bakau dan berdiri pada aliran kali / canal yang menghubungkan dengan pinggiran pemukiman penduduk. Kali kecil ini menjadi lalu lintas perahu / sampan ke area pemukiman, utamanya pada pasang naik.
Selain gazebo, juga dilengkapi mushallah kecil yang diperuntukkan bagi para pengunjung, termasuk para penjual, sehingga tidak perlu memasuki perkampungan untuk menunaikan kewajibannya.
Ke-9 gazebo ini semuanya dilengkapi dengan sound sistem, sehingga dapat dipakai untuk pertemuan, rapat-rapat, ataupun untuk kunjungan keluar atau rombongan sampai 30 orang.
Bangunan utamanya adalah jalan lingkar yang panjangnya diperkiran mencapai 200 meter melingkupi pinggiran ekosistem bakau hingga ke sela-sela pohon. Titian ini terdiri atas kayu-kayu kuat sehinga tidak lapuk kalau direndam air laut terus-menerus.
Di sebelah kali, pada area bangunan tua dermaga, adalah kumpulan para penjual kaki lima dengan tenda-tenda yang diperuntukkan bagi pengunjung. Sedikitnya ada 15 tenda yang beroperasi setiap hari.
Dimana setiap akhir pekan, petugas BUMDes melakukan penagihan retribusi kepada para pedagang, yaitu sekitar Rp 15.000 setiap minggunya. Meski setiap hari, utamanya hari libur, sabtu dan minggu sore, dijubeli para pengunjung, namun pengelola BUMDes masih menarik retribusi yang sangat minim dan itupun perminggunya.
Sarana warung kaki lima ini adalah fasilitasi langsung dari BUMDes, baik tenda, dan kursi-kursi, kecuali peralatan yang berisfat khusus dan bahan-bahan makanan dan minuman.
Diakui bahwa tahun depan, 2022, akan dikucurkan lagi dana untuk penambahan fasilitas, seperti kamar mandi, wc, dengan kebutuhan pengunjung lainnya di sekitar gazebo. (s.darampa)